Pages

Weekend Corner: Foto Prewed dan Film!

Sunday, August 28, 2016

FOTO PREWED

Akhirnya setelah bolak-balik nanya ke Nofec, “kita perlu prewed gak ya?” dan selalu dijawab sama si Nofec, “Ya terserah kamu.”, kami foto prewed juga! Saya bukannya gak berkeinginan buat prewed, saya punya impian prewed seperti apa, konsepnya apa, pake baju apa, lokasi dimana. Tapi entah kenapa setelah melakukan budgetting biaya pernikahan, lalu tanya ke banyak tempat untuk harga prewedding, keinginan saya untuk prewed makin lama makin hilang. Saya jadi berpikir seberapa pentingnya foto prewed ini sampai membuat saya mau mengeluarkan duit beberapa juta. Sebenarnya saya bisa saja minta tolong bantuan teman yang memang suka foto, tapi seriusan semakin mendekati hari H saya semakin malas untu foto prewed, karena saya tidak merasa foto prewed ini esensial untuk proses pernikahan saya nantinya.

Tapi sebulan sebelum hari H saya diskusi lagi sama si Nofec, dan dia bilang, “kita foto prewed aja sederhana, paling gak kita punya foto untuk dipajang di dekat meja tamu pas resepsi.” Benar juga. Akhirnya kami memutuskan untuk foto prewed studio di Concept_Photo Serang. Saya nemu tempat foto prewed ini dari instagram. Mereka memang suka foto prewed indoor atau outdoor dan juga foto wedding. Setelah saya tanya-tanya harga saya ambil paket foto studio paling murah. Paket 500 ribu dan ditambah make up 300 ribu. Saya pun janjian foto hari Sabtu, 27 Agustus jam 10 pagi.

Concept_Photo ini lokasinya di Jl. Kebon Kupil, Serang. Studionya mudah ditemukan, karena ada tulisan Concept_Photo besar di dinding atas luar bangunan. Dari luar bangunannya tampak masih sedikit berantakan, masih bakal ada pembangunan sepertinya. Karena tukang riasnya harus pergi ke Tangerang jam 10 pagi, jadwal saya jadi dimajukan jam 9. Jam 9 saya tiba, saya langsung dirias. Setelah dirias kamipun langsung difoto distudio, setelah sebelumnya memilih tema. Proses fotonya sendiri sangat menyenangkan. Mas fotografer sangat komunikatif dan lucu. Saya dan Nofec yang jarang banget buat difoto studio seperti ini pun merasa tidak kaku akibat atmosfer yang diciptakan oleh si mas fotografer dan asistennya. Secara keseluruhan, saya suka foto disini.

Nanti kalau sudah selesai hasilnya, akan saya post juga di sini. Fotonya sendiri selesai dan bisa diambil dalam 1 minggu. Gak sabar liat hasilnya. 

MOVIE TIME

Saya dan Nofec kalau sudah bingung mau ngapain di akhir pekan, biasanya kami akan nonton film saja. Sekedar informasi, si Nofec suka banget nonton dan koleksi film. Saya suka bilang dia maniak film. Dia punya HD 1 terra 4 buah untuk menyimpan koleksi film, serial, dan musiknya. Weekend ini saya nonton film Green Room dan Ruby Sparks. 

Green Room bercerita tentang sekelompok grup band amatir yang tampil di sebuah bar dan seorang personelnya secara tidak sengaja masuk ke dalam ruang tunggu artis (green room) yang sudah diisi oleh grup penampil selanjutnya dan melihar seseorang ditusuk di kepala sampai meninggal. Akibatnya, grup band mereka harus tertahan di dalam ruang tunggu tersebut karena pemilik bar ingin membunuh mereka karena telah menyaksikan penusukan tersebut. Ceritapun terfokus tentang bagaimana para anggota band tersebut berusaha keluar dari green room tanpa terbunuh oleh pemilik bar dan bawahannya.

Saya sendiri gak menonton film ini sampai habis. Karena terlalu banyak darah. Ada dua film yang gak akan saya tonton. Film horor dan film sadis yang banyak darah di scene-nya. Dan film Green Room ini ada film yang kedua. Buat yang suka film tegang, pasti suka dengan film ini.

Film kedua yang saya tonton Ruby Sparks. Saya suka film ini. Ceritanya sendiri tentang penulis novel terkenal, bernama Calvin, yang hidup sendiri dan tidak memiliki banyak teman. Mungkin hanya kakaknya satu-satunya orang yang bergaul dengannya. Calvin sedang berpikir untuk ide novel selanjutnya. Dan diapun berimajinasi tentang seorang perempuan yang menjadi pacarnya. Imajinasnya tentang wanita ini pun ia tuangkan ke dalam tulisan untuk menjadi novel. Dan suatu pagi, ia terbangun dan mendapati seorang wanita yang sama persis dengan imajinasinya berada di dapurnya dan mengaku beranama Ruby (nama gadis di imajinasi Calvin) dan pacar Calvin.


Ide ceritanya menarik, seperti fim Stranger Than Fiction. Seorang karakter novel yang merupakan imajinasi penulis, ternyata benar-benar hidup di dunia. Kepribadian, jalan hidup karakter tersebut pun benar-benar ditentukan oleh apa yang ditulis si penulis. Ketika Ruby mulai menjaga jarak dengan Calvin, Calvin pun menulis bahwa Ruby akan menjadi sengsara ketika harus jauh dari Calvin. Akbatnya, Ruby pun menjadi gadis yang obsesif. Bahkan untuk mengangkat telpon pun, Ruby harus mengikuti Calvin.

Yang saya suka dari film ini adalah konfliknya. Konflik film ini lebih ke karakter Calvin yang menginginkan seorang pacar yang harus sempurna sesuai dengan imajinasinya. Dengan karakter seperti itu Calvin terus berusaha menulis untuk ‘memperbaiki’ Ruby agar sesuai dengan imajinasinya.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS