3 hal yang saya tulis di judul merupakan komponen utama di pernikahan. Maka, saya dan Nofec dari jauh-jauh hari sudah mulai mencari tempat untuk membuat 3 hal itu, terutama undangan dan souvenir. Dari hasil pencarian internet dan kata teman yang sudah menikah, tempat paling terkenal dan oke untuk membuat undangan adalah di Pasar Tebet. Maka, pergilah saya dan Nofec ke sana.
Seperti yang dikatakan, pasar Tebet ini memang surga bagi calon pengantin yang sedang mencari undangan. Banyak toko yang menjual undangan dengan berbagai macam desain. Tapi pasar ini bukan tempat yang tepat buat saya yang hanya ingin memesan undangan dalam jumlah sedikit. Saya memang tidak mengundang banyak orang di pernikahan saya nanti. Saya ingin membuat pesta yang sedikit lebih privat. Tidak terlalu privat tapi tidak sampai membuat saya mengundang 1000 orang. Saya hanya ingin memesan 250 undangan. Sayangnya, di semua toko yang saya tanyakan di Pasar Tebet, jumlah minimum untuk memesan undangan adalah 500 (atau 300? Saya sedikit lupa). Jadi kalau saya memesan undangan di bawah itu, harga cetak akan tetap dikenakan harga cetak untuk 500 undangan, makan undangan saya yang hanya 250 saja pun akan jauh lebih mahal. Jenis undangan termurah bisa mencapai harga di atas 5000 rupiah. Dan itu diluar budget saya yang hanya 5000 rupiah per undangan. Maka, setelah cukup banyak bertanya ke beberapa toko dan tidak menemukan harga yang cocok, saya dan Nofec memutuskan untu tidak membuat undangan di Pasar Tebet dan berpikir mungkin kami akan mencoba bertanya-tanya di percetakan di sekitar Cilegon.
Waktu itu saya ingat, ada rekan kerja yang menikah dan saya suka desain undangannya yang simpel dan menurut saya mungkin harganya murah. Dari informasi rekan kerja saya itu, kamipun pergi ke percetakan tempat dia membuat undangan. Saya lupa nama percetakannya. Lokasinya di Serang. Sampai di sana, kami melihat-lihat desain undangan mereka dan tetap memilih desain undangan yang sama dengan yang dipakai rekan kerja saya. Setelah nego harga, akhirnya kami dapat harga untuk 1 undangan hanya Rp. 3,350,-. Dengan harga segitu, kami sudah mendapatkan bungkus plastik dan kartu ucapan terimakasih untuk souvenir. Yeay! Di bawah budget. Hal yang paling menyenangkan ketika menyiapkan pernikahan adalah ketika menemukan vendor dengan harga di bawah budget. Undangannya sendiri selesai dalam waktu sebulan. Foto di bawah adalah desain undangan saya.
Setelah saya selesai mencari undangan di Pasar Tebet, saya langsung pergi ke Jatinegara untuk mencari souvenir. Sebelum ke sana, saya dan Nofec belum punya gambaran souvenir seperti apa yang ingin kami beli. Setelah tiba di Jatinegara, kami malah bingung mau memiliih apa. Ibu saya mengusulkan untuk membeli centong nasi saja. Tapi saya dan Nofec kurang sreg dengan pilihan ibu saya. Setelah muter-muter, awalnya kami memilih gelas sebagai souvenir. Kami menemukan desain gelas yang kami suka dengan harga sesuai budget kami. Untuk souvenir, budgetnya sama seperti undangan, Rp. 5,000,- per buah. Tapi setelah kami pertimbangkan lagi, membawa gelas ke Bali bukan perkara mudah. Berat dan mudah pecah. Akhirnya kami mengurungkan niat untuk membeli gelas. Setelah berputar untuk kedua kalinya, pilihan kamipun jatuh ke tempat pensil batik dengan corak warna-warni. Selain karena saya suka dengan motifnya, harganya juga sangan bersahabat. Hanya 2 ribu rupiah. Bahkan si mbak penjualnya memberikan diskon. Jadi, saya dapat Rp. 1.800,- untuk buat tempat pensil. Yeay! Saya suka barangnya dan harganya pun sangat dibawah budget. Apa lagi yang bisa lebih menyenangkan untuk calon pengantin? Souvenir pun selesai pada hari itu juga.
Hal terakhir yang ingin saya bahas adalah cincin kawin. Dari internet dan informasi teman-teman, lokasi yang paling banyak didatangi calon pengantin untuk membuat cincin kawin adalah Blok M dan Cikini Gold Center (CGC). Dan entah dengan pertimbangan apa, saya dan Nofec memutuskan untuk ke CGC saja. Tampaknya karena kami ingin mencicipi Nasi Uduk Gondangdia dan Gado-Gado Bonbin yang sempat kami liat di acara Net TV. Dari internet, saya dapat info bahwa ada dua toko yang paling banyak dikunjungi calon pengantin. Toko Suki dan Toko Kenanga. Kami datang ke Toko Suki terlebih dulu. Dan memang Toko Suki paling ramai dibandingkan toko-toko di sekitarnya. Setelah melihat-lihat, saya dan Nofec menemukan desain cincin yang kamu berdua suka. Tapi kami tidak langsung memesannya. Kami ingin melihat Toko Kenanga. Dan ternyata Toko Kenangan lebih ramai dibandingkan Toko Suki. Entah karena tokonya yang lebih kecil, atau pengunjungnya memang lebih banyak, Toko Kenanga pada saat itu jauh lebih padat dibandingan toko yang lain. Dan karena saya dan Nofec orangnya males harus desak-desakan di Toko Kenanga, kamipun memilih untuk kembali ke Toko Suki dan memesan cincin yang sudah kami incar. Cincin untuk saya berbahan emas putih dan untuk Nofec berbahan palladium. Awalnya, cincin saya akan dibuat dengan batu berlian palsu. Dengan itu, total 2 cincin jadi 3 juta. Dan kalau paka batu berlian asli, harganya 4 juta. Karena harga total masih dibawah budget saya (saya budgetkan untuk cincin kawin 5 juta rupiah), sayapun memilih menggunakan batu berlian asli.
Mencari undangan, souvenir dan cincin kawin ini sedikit merepotkan untuk saya, karena saya dan Nofec sekarang tinggal di Cilegon, dan kami harus mencari barang-barang ini di Jakarta menggunakan transportasi umum. Lumayan jalan-jalannya. Capek, tapi menyenangkan untuk dijalankan.
No comments:
Post a Comment