Pages

Si Garis Dua Muncul! : Awal Mula

Thursday, September 5, 2019

Walau rasanya telat banget baru cerita sekarang tentang perjalanan kehamilan (anak saya sudah berumur 3,5 bulan) tapi gak papa lah ya untuk dokumentasi saya. :)

Saat itu, saya tidak terpikir sama sekali bahwa saya hamil. Saya bercerita santai kepada salah satu teman kerja bahwa saat itu saya sering kali ke kamar mandi, buang air kecil. Teman saya pun berceletuk, "Lo udah coba test-pack belom?" Err.. Tidak terpikirkan sama sekali. Maklum, sudah 2 tahun menikah, sudah beberapa kali saya mencoba test pack dan hasilnya selalu negatif. Tapi tidak ada salahnya kan mencoba? Pulang kantor saya sempatkan mampir ke apotek untuk membeli test pack. Dicoba di rumah, dan akhirnya si garis dua  muncul. Yeay! 

Pertama kali lihat saya bengong dulu beberapa saat. Setelah yakin, garis dua merah itu masih ada, saya buru-buru keluar kamar mandi, teriak memanggil Nofec yang sedang menyiram rumput di halaman depan. Saya langsung kasih lihat hasilnya. Muka Nofec langsung berbinar. Kami berpelukan deh. 

Saya dan Nofec bukan pasangan yang ingin menunda untuk memiliki momongan, tapi kami juga tidak terlalu ngotot untuk segera memiliki anak. Yah, kapan dikasihnya aja. Tapi jujur, saya sendiri dari awal menikah, kadang sering bertanya pada diri sendiri "Sebenarnya, kenapa sih saya ingin memiliki punya anak? Apa karena desakan dari keluarga? Bosan ditanya orang sekitar? Merasa tersaingi karena teman yang menikah belakangan dari saya sudah hamil? Terpacu karena melihat postingan anak dari teman-teman saya di media sosial? Karena kodrat sebagai manusia harus punya keturunan? Untuk melanjutkan generasi keluarga?" Pertanyaan-pertanyaan itu seringkali muncul di pikiran saya. Entah ya, mungkin bagi orang lain, pertanyaan saya terasa janggal. "Kok gitu sih mikirnya soal anak?" Tapi ya gimana ya. Saya benar-benar hanya ingin hati dan pikiran saya mantap untuk memiliki anak. Sama seperti ketika saya memutuskan untuk menikah. Saya tahu bahwa saya ingin memiliki teman hidup. Saya tahu saya tidak akan bahagia jika hidup saya dihabiskan sendirian. Saya butuh teman hidup di saat saya sedih atau bahagia. Maka, saya pun mantap menikah dengan Nofec. 

Sampai sekitar pertengahan tahun 2018, saya datang ke salah satu acara ulang tahun anak teman saya. Banyak anak kecil yang hadir. Awalnya perasaan saya biasa saja di acara itu. Ngobrol-ngobrol dengan teman. Tapi di tengah acara, ketika para anak kecil yang hadir berkumpul di depan, tiba-tiba mata saya berkaca-kaca dan airmata keluar sedikit. Sungguh, saya juga bingung kenapa. Padahal anak-anak itu lagi menyanyi dan menari. Lah, kenapa saya jadi menangis? Kalau kata orang itu hidayah kali ya. Saat itu, hati dan pikiran saya seperti berkata mantap "Ya, aku ingin punya anak." Kalau ditanya kenapa, saya pun tetap tidak bisa memberikan jawaban pasti. Naluri ibu mungkin? Entah. Saya hanya tahu, saya ingin punya anak. 

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS