Pages

Opinion: TV Show

Saturday, August 6, 2011

Berikut adalah cuplikan artikel yang saya temukan di berita.yahoo.com


Olga Lebay! Kaum Ibu Protes Konten Vulgar di Acara Sahur


TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Tayangan sejumlah stasiun TV selama Ramadan 1432 H, baik jelang buka puasa maupun sahur, menuai kritik dan keprihatinan banyak pihak, terutama ibu rumah tangga. Tayangan-tayangan itu dinilai tidak mendidik.
Uray Henny Novita, anggota DPRD Kota Pontianak, mengkritisi penampilan host Olga Syahputra dalam acar sahur di satu stasiun TV yang terkesan berlebihan, vulgar, dan tidak mendidik.
"Kemungkinan acara tersebut bermaksud baik, namun terkadang improvisasi ocehan Olga menyebabkan tayangan itu menjadi tidak nyaman bagi orang timur," kata Henny, yang juga Ketua DPC Partau Hanura Kota Pontianak, kepada Tribun, Rabu (3/8/2011) malam.
Oke, sudah hampir selama 4 tahun saya bukan penggemar TV Indonesia. Memang karena awalnya saya tidak punya TV di kosan, tapi juga karena lama kelamaan saya jenuh dengan acara TV Indonesia. Intensitas menonton TV saya jauh berkurang dibandingkan ketika saya masih di Denpasar. Bahkan ketika saya pindah kosan dan di kosan baru saya ada TV, menonton TV bukan lagi kegiatan yang sering saya lakukan. Namun, karena memang bosan dengan acara TV Indonesia dan karena kami ingin dapat KBS World saya dan teman sekosan saya urunan untuk langganan Indovision. Kegiatan menonton TV saya mulai mengalami peningkatan, tapi tetap saya tidak menonton program TV Indonesia. Maka dari itu, sebenarnya saya sudah tidak terlalu tahu ada acara apa saja di stasiun TV. Tapi, di sini saya ingin berbagi pendapat mengenai acara TV Indonesia yang sempat saya tonton dan bikin saya bete. 

1. Acara Musik Harian
Awalnya saya masih seneng-seneng aja nonton Dahsyat pas masih ditayangin seminggu sekali (tahun kapan ini ya?).  Lumayan, untuk mengetahui perkembangan musik Indonesia (yang dulu masih dapat saya dengar, dan tidak membuat saya mengernyitkan kening). Dan, ketika Dahsyat mulai ditayangkan setiap hari, 2 jam, dan dipandu Olga, Rafi, Luna, saya mulai geleng-geleng kepala. Ga kuat ngeliatnya. Tipikal stasiun TV, kalau ada 1 acara yang mulai di gemari, maka jam tayangnya pun diperbanyak. Saya jadi inget acara 'Akhirnya Datang Juga' di Trans TV yang awalnya cuma seminggu sekali, dan masih saya tonton, gara-gara mendapat rating yang oke, jam tayang menjadi 3 minggu sekali atau setiap hari gitu, saya lupa. Saya pun tidak menonton lagi. Bosan. Ah, sama juga dengan Opera Van Java di Trans 7 yang dulu ditayangkan seminggu sekali. Awalnya saya masih nonton. Lucu. Tapi, lagi-lagi gara-gara rating yang oke, acara ini jadi setiap hari atau berapa kali seminggu gitu. Hasilnya, garing dan membosankan buat saya. Komedi mereka ga berkembang. Gitu-gitu terus, slapstick dan menjadikan fisik orang sebagai bahan komedi. Saya tidak suka tipikal komedi seperti ini. Jadilah saya tidak menonton acara ini lagi. 

Oke, balik ke Dahsyat lagi. Mungkin sebenarnya bukan cuma buat Dahsyat juga si, Dering, Inbox, dan acara serupa yang setiap hari dengan durasi dua jam. Coba deh lihat acara musik Korea. Oke, saya akui saya tidak punya pembanding lainnya, karena akhir-akhir ini saya kecanduan K-pop, K-drama, K-variety show, jadilah saya suka menonton acara Korea. Di Korea, setiap stasiun TV menayangkan acara musik seminggu sekali dengan hari yang berbeda. Mnet setiap Kamis sore, Music Bank (KBS) setiap Jumat sore, Music Core (MBC) setiap Sabtu sore, dan Inkigayo (SBS) setiap Minggu sore. Dan perlu dicatat, mereka menayangkannya di sore hari, bukan di pagi hari waktu anak sekolahan belajar. Mungkin hal ini bisa menjadi pembelajaran. 

2. Komedi
Sebenernya saya ga tahu perkembangan komedi Indonesia seperti apa. Tapi, melihat artikel di atas saya bisa menyimpulkan komedi di stasiun TV masih seperti itu-itu saja. Slapstick dan menjadikan fisik orang lain sebagai bahan komedi. Slapstick menurut saya oke-oke aja, asal tidak berlebihan atau satu acara penuh komedi slapstick. Itu gak sama sekali buat saya. Dan menurut saya Olga (mengacu pada artikel di atas) merupakan presenter dan komedian dengan tipe komedi yang saya sebutkan. Saya juga tidak suka dengan cara Olga membawakan acara. Hm, kenapa saya jadi menitikberatkan ada Olga. Sebenarnya, tidak Olga saja yang seperti ini, banyak komedian lagi yang juga seperti ini. Seperti yang saya sebutkan di atas, alasan saya tidak menyukai Opera Van Java salah satunya adalah jenis komedinya.  (Hm, kalau kalian tertarik nonton variety show yang lucu, coba deh tonton variety show Korea, Running Man, Two Days and One Night. Komedi di variety show Korea cocok sekali dengan rasa humor saya. Makanya, saya suka nonton variety show Korea)

3. Sinetron
Haruskah saya menjelaskan kenapa saya tidak suka sinetron Indonesia. Semua orang yang tidak suka pasti akan memiliki alasan yang sama. Akting pemain yang kaku dan berlebihan, jalan cerita yang ga jelas, maksa, berlebihan, durasi yang luar biasa panjangnya, editing yang 'lalallala', backsound yang sumpah 'lebay' pisan, dan beribu alasan lainnya. 

Extra: 
Sama dengan saya, ribuan orang di Indonesia juga mulai gemar dengan K-pop. Dan hal ini mempengaruhi jenis musik di tanah air. Setelah kemarin, band-band bergelimpangan di indusrti musik, sekarang boys band dan girls band tampaknya akan menyemarakkan TV kita. Saya pernah nonton acara musik, dan selama 30 menit siarannya, isinya hanya MV boys band yang ternyata banyak (saya pikir boys band Indonesia cuma SMASH). Hufh, saya tidak tahu apakah mereka ikut-ikutan K-pop, atau memang itu konsep mereka dari awal. But, please, if you want to dance and sing, practice a lot please.... Saya ga mau ambil pusing apakah mereka nyontek gaya Suju, SHINee, 2pm, SNSD atau siapapun. Tapi, mereka, Suju, SHINee, 2pm, SNSD, bisa nge-dance sambil nyanyi juga butuh latihan yang keras. At least, conteklah kerja keras mereka sebelum debut dan selama mereka menjadi idol. 

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS