Sebenarnya banyak hal yang membuat saya, kita, harusnya cinta tinggal di Indonesia. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya tentang okenya Indonesia untuk ditinggali.
Jujur, kalau saya menonton drama korea, atau film-film luar negeri (terutama yang bersettingkan Perancis atau Inggris) pasti terbersit pikiran, 'seandainya saya lahir dan tinggal di negara-negara itu pasti kehidupan saya akan menyenangkan.' Tidak jarang saya berandai-andai tinggal di negeri orang.
Pada suatu siang, saya hendak mengirimkan sisa-sisa barang saya yang ada di kosan di Bandung ke Denpasar. Saya akan mengirimkan paket-paket saya itu menggunakan jasa Cipaganti. Karena layanan jemput Cipaganti yang terlalu sore, saya pun mengantarkan paket saya langsung ke poll Cipaganti Cargo yang ada di Pasteur. Awalnya saya ingin menggunakan taksi untuk membawa paket saya. Tapi karena tidak ada taksi yang lewat, maka saya pun menyewa angkot Riung-Dago untuk membantu saya membawa paket-paket saya.
Setelah setuju dengan harga, bapak angkot pun menemani saya ke kosan untuk mengambil paket saya. Setelah paket-paket saya masuk ke dalam angkot, kamipun bersiap untuk meluncur ke Pasteur. Tapi, yang namanya musibah emang gak ada yang tahu kapan akan datang. Ketika si bapak angkot hendak mengeluarkan angkotnya dari halaman rumah kosan, tiba-tiba si angkot mogok tepat di tengah-tengan gang rumah kosan saya. Mogoknya angkot menyebabkan para pengguna jalan tidak bisa melewati gang. Saya dan bapak angkotpun cemas. Kalau saya lebih karena saya tidak mengerti sedikitpun mengenai otomotif sehingga saya bisa dikatakan tidak berguna untuk membantu si bapak angkot memperbaiki mesin angkotnya. Kalau si bapak angkot cemas karena angkotnya telah menghalangi perjalanan para pengguna jalan.
Di tengah kecemasan kami, tiba-tiba ada 1 pengguna motor dan 1 tetangga yang ikut membantu memperbaiki angkot. Mereka dengan sukarela membantu kami yang sedang kesusahan karena angkot yang mogok. Kalau ditanya, apakah saya mengenal orang-orang tersebut? Tidak. Saya tidak mengenal salah seorangpun dari mereka (dan saya sedikit menyesal karena saya tidak banyak bersosialisasi dengan tetangga sekitar saya). Lalu, apakah tukang angkot mengenal kedua orang yang membantu kami. Tentu saja tidak. Tukang angkot itu tidak bermukim di daerah kosan saya. Lalu kenapa 2 bapak tersebut bersedia menolong kami? Sederhana. Tenggang rasa dan kepedulian. Karena mereka merasa peduli akan kesusahan kami mereka pun membantu kami. Tumben saat itu saya speechless karena bapak-bapak ini mau membantu kami walaupun tidak kenal. Hampir 30 menit kami,lebih tepatnya para bapak-bapak, saya hanya berdiri dengan tenang sambil memperhatikan para bapak-bapak, memperbaiki angkot yang rusak. Dan dengan bantuang bapak-bapak tetangga, si angkotpun akhirnya bisa jalan kembali dan saya sukses membawa paket-paket saya ke pasteur.
So, what's the point of my story? Karena saya tinggal di indonesialah saya bisa mengalami kejadian seperti di atas. Ditolong oleh orang yang tidak saya kenal. Saya tidak yakin, jika saya tinggal di negeri lain, saya akan mengalami kejadian yang sama. Different country, different culture. Dari hal-hal kecil semacam inilah selalu memberikan pelajaran.
Do you have any kind of experience that make you feel love for your country?
No comments:
Post a Comment