Pages

Books: For One More Day and Dr. Jekyll & Mr Hyde

Saturday, February 9, 2013

Saya baru menyelesaikan 2 buku. 2 buku dengan 2 tema yang berbeda. 1 tentang keluarga, ibu tepatnya, dan 1 buku lainnya buku klasik misteri

For One More Day 


Judul: For One More Day
Pengarang: Mitch Albom
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Saya menyukai tema-tema yang dituangkan Mitch Albom di dalam bukunya. Sama seperti For One More Day. Begitu membaca sinopsis yang ada di balik buku, saya langsung memboyong buku itu ke kasir. Selain tentu saja karena nama Mitch Albom tertera sebagai penulis di cover buku. Cover bukunya sendiri sederhana. Menggambarkan seorang ibu dan anaknya, sesuai dengan jalan cerita buku itu sendiri. Inti cerita buku ini adalah tentang seorang anak yang berhasil menghabiskan satu hari dengan ibunya yang sudah meninggal. 

Diceritakan dari sudut pandang si anak, Charley Benetto, buku ini menggambarkan rasa penyesalan Charley atas sikapnya terhadap sang ibu ketika  masih hidup. Dengan segala kehancuran yang terjadi pada perkawinannya, karirnya, sikap anaknya yang enggan mengundangnya pada perkawinanya, Charley akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Alih-alih maut yang menjemputnya, ia melihat ibunya menyambut kepulangannya di rumah masa kecilnya. Dari itulah, ia menghabiskan 1 hari lagi bersama ibunya. Charley mengikuti ibunya bekerja, dan mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang selalu memenuhi pikirannya selama ini. 

Mitch Albom juga memberikan catatan-catatan yang diberikan oleh Ibu Charley kepada Charley. Catatan-catatan yang mengingatkan kita akan kasih sayang seorang ibu yang luar biasa kuatnya. Perbedaam kasih sayang antara anak dan ibu dituliskan Mitch Albom dalam bagian berjudulkan 'Saat-saat Ketika Ibu Membelaku' dan 'Saat -saat Ketika Aku Tidak Membela Ibu'. Saya yakin banyak dari kita, termasuk saya, memiliki pengalaman yang sama seperti yang dituturkan oleh Mitch Albom. 

Saya selalu menyukai cerita mengenai keluarga. Menyentuh bagi saya. Selalu mengingatkan saya akan keluarga saya sendiri. Maka dari itu, saya sangat merekomendasikan buku ini bagi anda yang belum membacanya 

Dr. Jekyll & Mr. Hyde


Judul: The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde
Penulis: Robert Louis Stevenson
Penerbit: Tangga Pustaka 

Saya tertarik mengambil buku ini dari rak toko buku karena saya penasaran dengan cerita asli Dr. Jekyll & Mr. Hyde. Dua nama ini sudah sangat terkenal, tapi saya tidak pernah membaca kisah mereka. Jadilah saya memasukkan buku ini ke kantung belanja saya. Walaupun saya sudah bisa mengira akhir cerita buku ini, tapi buku ini tetap mengasyikkan untuk dibaca. Buku dengan jumlah halaman 192 ini bercerita mengenai hubungan misterius antara Dr. Jekyll, seorang dokter yang dihormati dan merupakan kalangan atas dengan seorang berperawakan misterius dan merupakan seorang pembunuh, Mr. Hyde. Entah bagaimana mereka bisa berteman bahkan Dr. Jekyll menyerahkan seluruh warisannya kepada Mr. Hyde dalam surat wasiatnya. Itulah hal yang menjadi pertanyaan bagi Mr. Utterson yang merupakan pengacara dan teman baik Dr. Jekyll. 

Walaupun bisa digolongkan sebagai buku misteri, buku yang pertama kali terbit di tahun 1886 ini sangat ringan. Alur ceritanya mengalir dengan ringan sehingga membuat tangan kita mudah untuk membalikkan kertas ke halaman selanjutnya. Tidak heran jika banyak yang mengadaptasi novel ini ke film, entah dengan mengadaptasi cerita seluruhnya, sebagian dengan memofikasi unsur ceritanya. 

Jika anda belum membaca buku ini dan menginginkan buku yang ringan untuk dibaca tapi bisa membuat anda penasaran (walaupun anda bisa menebak akhirnya) maka buku karangan Robert Louis Stevenson ini cocok untuk menjadi teman santai anda. 

Cerpen: Adit dan Tiara

Sunday, February 3, 2013


Adit meletakkan helmya di atas motornya. Ia sedikit menggerutu karena sebuah mobil entah dikendarai siapa menyipratkan kubangan lumpur ke motornya. Sepatu hitamnya pun menjadi korban. Ia berjalan menuju ruangannya. Saat ini baru jam 7 lewat 10 menit. Wajar jika kantor masih sepi karen waktu resmi masuk kantor adalah jam 8. 10 meter di depannya Adit melihat sosok wanita yang juga berjalan menuju kantor.

Seperti biasa Tiara turun dari mobil Ana. Pagi ini Ana harus ke lapangan sehingga ia tidak turun. Tiara sedikit malas dengan jadwalnya hari ini. Ia harus mengajari para operator. Ia malas sebenarnya jika harus mengurus 40 anak SMA itu. Mereka suka jahil. Suka bertanya yang aneh-aneh. Tapi itulah kerja. Tiara melihat sosok pria yang juga berjalan menuju kantor sepagi ini.

Tiara dan Adit berpapasan di depan pintu kantor. Adit melihat Tiara. Tiara menatap Adit. Tiara mengulurkan id cardnya ke depan detektor magnet untuk membuka pintu ruangan. Ruangan terbuka. Tiara masuk ke dalam ruangan. Disusul oleh Adit.

***
Adit memutarbalikkan handphonenya. Ia menekan keypadnya sehingga layar handphonenya membentuk serangkaian kalimat. Ia terdiam.  Lalu menekan tombol delete dengan keras. Ia membuang handphonenya ke atas kasur. Ia membenci dirinya yang pengecut. Di kontak handphonennya sudah tertera nama Tiara. Di kontak whassapp-nya sudah tampak foto Tiara dengan senyuman manisnya. Senyuman termanis yang pernah Adit lihat.

Entah sejak kapan Adit menaruh perhatian lebih pada gadis yang duduk 5 meja di depannya di kantornya ini. Entah sejak kapan Adit suka memperhatikan gerak-gerik gadis berjilbab ini. Walaupun berbeda divisi, Adit jadi mengetahui kapan Tiara akan masuk ke ruangan 2 untuk melakukan meeting dengan tim kerjanya. Kapan Tiara harus menjadi instruktur untuk para operator. Dari semua hal yang Adit perhatikan dari seorang Tiara, Adit paling suka saat melihat Tiara tersenyum. Walaupun senyuman itu tidak ditujukan untuknya, Adit selalu merasa nyaman melihat senyuman Tiara yang menurutnya sangat menentramkan.

Tapi Adit tidak pernah memiliki nyali untuk mendekati gadis berkacamata itu. Berkenalan secara personal saja belum pernah apalagi mencoba mendekatinya. Ya, walaupun mereka seruangan, tapi mereka tidak pernah berkenalan secara personal. Berjabat tangan sambil menyebutkan nama masing-masing. Tidak pernah. Mereka tidak pernah berkenalan seperti itu. Mereka hanya sekadar tahu nama dan divisi masing-masing. Tidak kurang dan tidak lebih.

Karena itulah Adit hanya berani bercerita tentang perasaannya kepada Ana, teman satu SMA-nya yang juga teman satu tim dari Tiara. Ia hanya ingin bercerita tentang rasa sukanya kepada Tiara. Ia tidak sanggup jika harus menampung sendiri rasa sukanya yang semakin lama semakin dalam. Dari Ana juga ia banyak mengetahui tentang Tiara. Ia tahu Tiara berasal dari Bandung. Ia tahu Tiara suka makanan pedas. Ia tahu Tiara anak ketiga dari 5 bersaudara. Ia tahu walaupun dari luar Tiara tampak pendiam tapi jika mengenal lebih dekat Tiara adalah anak yang cukup banyak bicara. Semua hal yang membuat Adit semakin penasaran dan makin suka dengan Tiara.
Tapi apakah hal tersebut membuat ia mulai gencar mendekati Tiara? Tidak. Ia belum berani. Setiap dibujuk Ana untuk segera melakukan pendekatan, ia menjawab ia takut untuk memulainya. Walaupun Adit sering melihat Tiara tersenyum, tak sekalipun Tiara pernah tersenyum padanya. Saat berpapasan dengannya, Tiara tak pernah tersenyum padanya. Seperti cuek saja. Tiara selalu berjalan lalu begitu saja jika ia melewati meja Adit. Tidak ada tolehan, tidak ada senyuman. Ana sering kali dengan tegas mengatakan bahwa Tiara bukanlah anak yang jutek. Memang dia seperti itu apalagi pada orang yang tidak dekat dengannya. Kalau kamu sudah cukup dekat dengannya maka kamu akan tahu bahwa ia adalan anak yang ramah.

Sudah dibujuk berpuluh-puluh kali, kata-kata yang keluar dari mulut Adit hanyalah takut. Dan Adit sangat membenci hal itu dari dirinya.

***

Shuffle Your Music Player!!!

Friday, February 1, 2013

Let's play with music player now: 

source: inkycherie

Here's my result: 

1. I Got You - Leona Lewis
2. Play Ur Love - 애프터 스쿨
3. Like A Stone - Audioslave
4. What Can I Do - The Corrs 
5. Kiss - Maroon 5
6. L.O.V.E - 2AM 어쿠스틱 O.S.T. (Part 1)
7. Day Moon ~ハルダル~ - 東方神起
8. Rodeo Clowns - Jack Johnson
9. 미리 메리크리스마스 (Feat. 천둥 of MBLAQ) - IU
10. Second To Numb - Kings of Convenience
11. Love Shine Down - Olly Murs
12. 風 - Younha
13. Situations - Jack Johnson
14. Bright Light - Matchbox 20
15. Kiss The Baby Sky - 東方神起
16. 빗물이 내려서 - 김태우
17. 가을, 다시 - 데이브레이크
18. Love Letter - Leona Lewis 
19. Between the Lines - Sara Bareilles
20. Just You and Me - Zee Avi 

Opinion: Kid & Music

Semalam, setelah saya menonton OVJ, saya sempat melnyaksikan Empat Mata. Awalnya, saya sudah mengambil remote control untuk mengganti channel TV karena saya bukanlah penggemar Empat Mata. Tapi,  entah kenapa kehadiran coboy junior sebagai bintang tamu membuat saya menyingkirkan remote control dari tangan. Saya mengamati aksi panggung Coboy Junior sambil melirik jam dinding saya. Pukul 10 malam. Saya melihat ujung kanan atas layar tivi, tidak ada tulisan live. Baiklah. Tapi tetap saya heran, pangsa pasar mana yang hendak dituju oleh Empat Mata sehingga membuat mereka menjadikan Coboy Junior sebagai bintang tamu untuk acara yang ditayangkan Kamis malam pukul 22.00. Siapa sih fans mereka? Anak-anak seusia mereka (usia mereka sekitar 12-13 tahun, yang paling tua dari mereka adalah Kiki, kelahiran 1998)? Tapi, seharusnya anak-anak umur tersebut sudah terlelap. Apalagi esoknya masih harus sekolah. Lalu apakah orang-orang dewasa yang masih larut dalam pekerjaannya? Entahlah. Saya sendiri bingung. Semakin bingung dengan lagu (lirik) yang mereka nyanyikan. 



Saya tahu Coboy Junior. Lagu mereka di Empat Mata semalam bukan pertama kalinya saya dengar. Tapi, tetap saja berbagai pertanyaan selalu muncul di benak saya ketika melihat anak-anak ini menyanyikan lagu dengan tema cinta. Apakah ini benar-benar keinginan mereka terjun sebagai penyanyi? Apakah mereka menyukai lagu mereka? Apakah anak-anak sudah cukup dewasa untuk menyanyikan lagu bertema cinta? Apakah anak-anak ini seperti kata pepatah 'matang sebelum umurnya'? Dan segala macam pertanyaan lainnya. 

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS