Untuk kedua kalinya, saya diberi kesempatan oleh kantor untuk mengikuti training seminggu di Korea Selatan. 5 tahun yang lalu, di bulan September juga, saya berangkat ke Korea untuk mengikuti training selama 3 bulan. Waktu itu training saya terfokus mempelajari proses produksi. Kali ini program training-nya lebih fokus ke leadership dan ownership. Menarik.
Sebelum cerita tentang pengalaman training-nya, saya mau cerita persiapan keberangkatan dulu ya. Saya dapat info untuk ikut training ini sekitar akhir Agustus. Setelah mengonfirmasi ulang ke team leader dan HRD, saya pun fix menjadi peserta training. Karena training ini adalah program dari perusahaan induk di Korea, saya gak perlu ribet untuk mencari akomodasi di sana. Yang harus saya persiapkan cukup paspor dan dokumen-dokumen untuk membuat visa. Kebetulan paspor saya habis di bulan Agustus 2017. Mau gak mau saya harus perpanjang paspor. Waktu itu saya perpanjang paspor di kantor imigrasi Cilegon. Prosesnya cepat asal semua dokumen yang disyaratkan lengkap. Saya sampai di kantor imigrasi jam 9 pagi selesai jam 11 kurang. Itu juga sudah termasuk keterlambatan 1 jam akibat adanya gangguan di sistem foto mereka. Biaya perpanjangan paspor sebesar Rp 355,000. Setelah membayar di bank, paspor bisa diambil dalam 3 atau 4 hari kerja. Gampang dan cepat prosesnya.
Untuk visa, perusahaan saya yang mengurusnya secara koletif dengan 2 teman saya lainnya yang juga mengikuti training. Saya hanya perlu melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Biaya pembuatan visa saat itu Rp 544,000. Sekitar 2 minggu setelah menyerahkan dokumen ke HRD, visa saya pun jadi. Siap berangkat ke Korea.
Walau sebenarnya sudah banyak blog atau web yang membahas persyaratan visa ke Korea, saya tetap tampilkan daftar dokumennya di bawah ini ya.
Hal selanjutnya yang ada di pikiran saya adalah bagaimana cara supaya tetap berkomunikasi dengan orang-orang di Indonesia. Setelah mencari info ke sana ke mari, saya menyimpulkan ada 2 pilihan yang bisa diambil. Menyewa Wifi Egg di Korea atau mengaktifkan XL Pass.
Wifi Egg itu semacam wifi router yang bisa disewa di bandara Incheon Korea. Awalnya saya berniat untuk menyewa Wifi Egg saja, karena saya pikir dengan kecepatan wifi di Korea yang dahsyat dan coverage yang saya yakin luas, internetan pasti akan lancar. Tidak ada sinyal putus-putus atau kehilangan sinyal. Setelah googling, saya dapat info bahwa ada 3 operator besar di Korea yang memberikan jasa sewa Wifi Egg. SK Telecom, KT Olleh dan LG U+. Setelah melihat webnya, rata-rata biaya sewa mereka 8,000 KRW (untuk sewa wifi routernya, sekali dalam peminjaman) dan 5,000 KRW/hari untuk paket data. Untuk dapat info yang lebih detail dan melakukan booking wifi egg bisa langsung menuju website masing-masing operator tersebut ya.
Walau agak shock baca harganya tapi harusnya ini gak jadi masalah karena nanti uang yang dipakai akan diganti oleh perusahaan. Tapi setelah baca lebih teliti lagi persyaratannya, saya langsung mundur ketika tahu bahwa di setiap peminjaman kita harus membayarkan deposit sekitar 100,000~200,000 KRW. Wow. Iya sih, nanti uang kita akan dikembalikan setelah mengembalikan wifi egg-nya, tapi ya kok agak ga rela ngasih deposit segitu. Akhirnya saya pun meninggalkan opsi wifi egg dan mantap memutuskan untuk mengaktifkan XL Pass.
Dengan mengaktifkan XL Pass, kita bisa tetap memakai paket data kita di luar negeri selama terhubung dengan operator rekanan XL. Kalau di Korea, rekanan operatornya adalah SK Telecom. Tidak semua negara bisa diakses dengan XL Pass. Silakan lihat web XL saja untuk tahu negara mana yang memiliki operator rekanan XL. Cara penggunaan XL Pass pun sangat mudah. Pada hari keberangkatan kita tinggal membeli paket XL Pass di aplikasi MyXL atau di *123*747#. Waktu itu saya memilih paket yang 7 hari seharga Rp 200,000.
Setelah membeli paket, kita akan menerima sms dari XL yang mengatakan bahwa pembelian XL Pass sudah berhasil. Pada saat itu pastikan data roaming kita mati. Setelah tiba di negara tujuan, kita harus mencari jaringan operator rekanan XL. Saya sendiri langsung mencari jaringan SK Telecom begitu memasuki terminal bandara. Setelah handphone saya terhubung dengan SK Telecom, saya menerima sms yang mengatakan bahwa nomor saya sudah terhubung dengan operator partner XL. Nah, baru setelah itu data roaming-nya dinyalakan dan voila, saya bisa internetan dengan bebas. Satu hal yang perlu saya ingatkan bahwa XL Pass ini hanya untuk mengaktifkan paket roaming di luar negeri. Belum termasuk paket datanya. Jadi kita tetap harus membeli paket data dulu. Oh ya, hitungan hari paket itu dimulai dari saat sms yang mengatakan bahwa nomor kita sudah terhubung dengan operator partner XL diterima ya.
Saya puas banget dengan XL Pass ini. Di semua tempat yang saya datangi sinyal selalu ada dan lancar. Tapi saya sarankan buat yang mau make XL Pass ini (terutama di Korea) kalau ingin internetannya lancar aktifkan 4G-nya dulu ya. Soalnya teman saya yang masih 3G, sinyal internetnya suka hilang. Mungkin karena saya sudah 4G, saya sama sekali ga mengalami gangguan sinyal. Saya rekomendasikan banget lah pakai XL Pass ini kalau mau ke luar negeri. Gampang, gak terlalu mahal dan lancar. Mantap jiwa.
Walau sebenarnya sudah banyak blog atau web yang membahas persyaratan visa ke Korea, saya tetap tampilkan daftar dokumennya di bawah ini ya.
Hal selanjutnya yang ada di pikiran saya adalah bagaimana cara supaya tetap berkomunikasi dengan orang-orang di Indonesia. Setelah mencari info ke sana ke mari, saya menyimpulkan ada 2 pilihan yang bisa diambil. Menyewa Wifi Egg di Korea atau mengaktifkan XL Pass.
Wifi Egg itu semacam wifi router yang bisa disewa di bandara Incheon Korea. Awalnya saya berniat untuk menyewa Wifi Egg saja, karena saya pikir dengan kecepatan wifi di Korea yang dahsyat dan coverage yang saya yakin luas, internetan pasti akan lancar. Tidak ada sinyal putus-putus atau kehilangan sinyal. Setelah googling, saya dapat info bahwa ada 3 operator besar di Korea yang memberikan jasa sewa Wifi Egg. SK Telecom, KT Olleh dan LG U+. Setelah melihat webnya, rata-rata biaya sewa mereka 8,000 KRW (untuk sewa wifi routernya, sekali dalam peminjaman) dan 5,000 KRW/hari untuk paket data. Untuk dapat info yang lebih detail dan melakukan booking wifi egg bisa langsung menuju website masing-masing operator tersebut ya.
Walau agak shock baca harganya tapi harusnya ini gak jadi masalah karena nanti uang yang dipakai akan diganti oleh perusahaan. Tapi setelah baca lebih teliti lagi persyaratannya, saya langsung mundur ketika tahu bahwa di setiap peminjaman kita harus membayarkan deposit sekitar 100,000~200,000 KRW. Wow. Iya sih, nanti uang kita akan dikembalikan setelah mengembalikan wifi egg-nya, tapi ya kok agak ga rela ngasih deposit segitu. Akhirnya saya pun meninggalkan opsi wifi egg dan mantap memutuskan untuk mengaktifkan XL Pass.
![]() |
S.E.O.U.L! Foto ini diambil dari gedung tertinggi di Seoul: Lotte Sky World |
Dengan mengaktifkan XL Pass, kita bisa tetap memakai paket data kita di luar negeri selama terhubung dengan operator rekanan XL. Kalau di Korea, rekanan operatornya adalah SK Telecom. Tidak semua negara bisa diakses dengan XL Pass. Silakan lihat web XL saja untuk tahu negara mana yang memiliki operator rekanan XL. Cara penggunaan XL Pass pun sangat mudah. Pada hari keberangkatan kita tinggal membeli paket XL Pass di aplikasi MyXL atau di *123*747#. Waktu itu saya memilih paket yang 7 hari seharga Rp 200,000.
![]() |
Ini sms konfirmasi pembelian. Jangan aktifkan roamingnya dulu ya. |
Setelah membeli paket, kita akan menerima sms dari XL yang mengatakan bahwa pembelian XL Pass sudah berhasil. Pada saat itu pastikan data roaming kita mati. Setelah tiba di negara tujuan, kita harus mencari jaringan operator rekanan XL. Saya sendiri langsung mencari jaringan SK Telecom begitu memasuki terminal bandara. Setelah handphone saya terhubung dengan SK Telecom, saya menerima sms yang mengatakan bahwa nomor saya sudah terhubung dengan operator partner XL. Nah, baru setelah itu data roaming-nya dinyalakan dan voila, saya bisa internetan dengan bebas. Satu hal yang perlu saya ingatkan bahwa XL Pass ini hanya untuk mengaktifkan paket roaming di luar negeri. Belum termasuk paket datanya. Jadi kita tetap harus membeli paket data dulu. Oh ya, hitungan hari paket itu dimulai dari saat sms yang mengatakan bahwa nomor kita sudah terhubung dengan operator partner XL diterima ya.
![]() |
Kalau kita sudah terhubung dengan operator rekanan XL, kita akan mendapat sms ini. Nah, baru diaktifkan roamingnya. |
Saya puas banget dengan XL Pass ini. Di semua tempat yang saya datangi sinyal selalu ada dan lancar. Tapi saya sarankan buat yang mau make XL Pass ini (terutama di Korea) kalau ingin internetannya lancar aktifkan 4G-nya dulu ya. Soalnya teman saya yang masih 3G, sinyal internetnya suka hilang. Mungkin karena saya sudah 4G, saya sama sekali ga mengalami gangguan sinyal. Saya rekomendasikan banget lah pakai XL Pass ini kalau mau ke luar negeri. Gampang, gak terlalu mahal dan lancar. Mantap jiwa.
No comments:
Post a Comment