Saya teringat kejadian beberapa minggu yang lalu. Saat itu saya sedang jalan di jalan dago sambil membawa sebungkus nasi rames yang saya beli di warung Tegal dekat Borma. Ketika saya sedang jalan santai, tiba-tiba seorang ibu datang menghampiri saya. Saya sendiri tidak terlalu yakin dari mana kedatangan si ibu. Si ibu menghampiri saya dengan muka sedih, memelas (entah asli atau hanya pura-pura). Ia tidak sendiri. Seorang anak berumur sekitar 7 tahun berada di samping kanannya. Tanpa basa-basi si ibu langsung berbicara pada saya
Ibu: "Neng, maaf ya ini neng. Ibu tadi habis kecurian dompet."
Saya: .....
Ibu: "Tadi, di angkot ibu mau ke atas (menunjuk ke daerah Dago atas), mau ke rumah saudara ibu, tapi di tengah jalan ibu dicopet. Ibu ga tahu harus gimana."
Saya: .....
Ibu: "Sekarang ibu gak punya apa-apa Neng."
Saya: ...
Ibu: "Tadi, ibu maunya jual handphone ibu, tapi malah dicopet (sambil menunjukkann handphonenya)"
Saya: ....
Ibu: "Gimana ya ini neng?"
Saya: "Trus sekarang ibu mau gimana?"
Ibu: "Sekarang ibu mau pulang aja."
Saya: "Rumah Ibu memang di mana?
Ibu: "Majalengka"
Saya: ...
Ibu: "Paling ibu sekarang pulang naik angkot ke bawah, ke Simpang, trus naek lagi sampe Caheum."
Saya: ...
Ibu: "Tapi Ibu sekarang sudah gak punya duit. Dompet, semua uang ibu kecopetan Neng"
Saya: ....
Ibu: "Ibu bukannya gimana neng ya, tapi Ibu sudah gak punya duit lagi untuk pulang."
Saya: "Trus Bu?"
Ibu: "Paling ntar Ibu minta sopir angkotnya supaya gratisin, Ibu gak ada duit lagi."
Saya: ....
Ibu: "Yaudah Neng ya, paling Ibu minta tolong sopir angkot aja"
Saya: ....
Ibu: "Ibu udah gak punya duit lagi"
Saya: ....
Dan si Ibu pun pergi meninggalkan saya mencari angkot dan saya pun pergi.