Pages

Let's Talk About K-Pop: First (TVXQ) Concert

Saturday, November 9, 2013

Pengalaman Konser Pertama!

Sebenarnya pengalaman ini sudah hampir setahun yang lalu ketika saya sedang training di Korea. Di sana saya sempat menonton 2 konser k-pop. TVXQ Catch Me in Seoul dan Nongshim Concert. Ya, saya pecinta k-pop sejak tahun 2009. Dan TVXQ adalah salah satu grup favorit saya. So, let's start my journey.

Nongshim Concert

Konser pertama yang saya tonton adalah Nongshim Concert. Sebenarnya acara ini seperti Inkigayo. Hanya saja konser ini dilaksanakan di Seoul's Gymnastic Stadium, bukan di studio SBS. 


Sebenarnya untuk masuk ke acara ini ada dua jalan. Dengan mengikuti undian tiket yang diberikan oleh pihak SBS dan juga melalui fandom. Teman saya, saya ke acara ini bertiga bersama 2 teman saya yang sedang kuliah di Korea, sempat mengikuti undian tiket tapi tidak berhasil. Akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jalur kedua, yaitu melalui fandom. Jalur fandom ini maksudnya kami harus membuktikan bahwa kami adalah anggota fandom TVXQ alias cassiopeia supaya bisa mendapatkan tiket. Untuk fans Korea sendiri biasanya mereka sudah terdaftar sebagai anggota fandom dan memiliki level di fandom tersebut. Apakah level 1, pemula, atau level tingkat atas. Prioritas utama yang mendapatkan tiket gratis tentu saja fans dengan tingkat tertinggi. Lalu apakabar saya dan teman saya yang tidak terdaftar dalam fandom? Kami masih bisa mendapatkan tiket asalkan kami menunjukkan album terbaru TVXQ. Tapi tentu saja kami akan mendapatkan prioritas terakhir pelayanan. Takut tidak mendapatkan tiket? Jalan satu satunya untuk mengamankan posisi kami dalam pemberian tiket adalah kami harus menjadi yang pertama dalam antrian tiket.

Nongshim Concert diadakan hari Minggu, 11 November 2012, jam 4 sore. Saya berangkat dari Gwangyang, saya training di Gwangyang, ke Seoul hari Sabtu pagi. Saya berangkat pukul 9 pagi dan sampai pukul 1 siang. Saya bertemu teman saya. Makan. Berjalan-jalan dan pukul 11 malam kami ke Seoul's Gymnastic Stadium. Kenapa? Kami harus mengecek medan perang kami besok. Biasanya untuk kami para fans pengejar tiket gratis namun tidak terdaftar sebagai anggota fandom, kami harus mengikuti aturan atau langkah-langkah tertentu. Pertama, kami harus mencari kertas bertuliskan sesuatu yang berhubungan dengan fandom kami. Dalam kasus saya, kami harus mencari kertas bertuliskan TVXQ cassiopeia. Lalu kami harus  berfoto dengan kertas A4 tersebut dan mengirimkan foto ke nomor admin fandom. Selanjutnya, kami akan mendapatkan nomor antrian. Lalu apakah kami bisa tenang setelah mendapatkan nomor antrian? Tidak. Kami harus tetap ikut mengantri karena belum bisa dipastikan nomor antrian kami akan mendapatkan jatah tiket. Jadi kami mengantri mengharapkan nomor antrian di atas-atas kami tidak  jadi datang.

Cerpen: Fangirl

Wednesday, October 16, 2013


Riko menatap gue lembut. Gue tersenyum padanya. Malam ini dia tampak tampan sekali dengan jas semiformal, celana jins dan sepatunya.  Terlihat sekali dari penampilannya bahwa ia sangat menyiapkan diri untuk makan malam kali ini. Dia memesan meja di sebuah restoran mewah. Meja tersebut terletak di beranda restoran. Dari beranda restoran, kami dapat melihat pemandangan malam kota yang dihiasi lampu berwarna-warni. Angin semilir membelai lembut rambut gue. Di atas meja itu terdapat lilin yang semakin menghangatkan suasana malam ini. Tidak mau kalah dengan Riko, gue mengenakan gaun terbaik yang gue punya. Gue menyempatkan diri ke salon terlebih dahulu sebelum Riko menjemput dan memberikan setangkai bunga mawar untuk gue.

Pesona Riko tampaknya tidak hanya diakui oleh gue saja. Berpasang-pasang mata cewek pengunjung restoran ini tak henti-hentinya memandang Riko. Entah sekedar mengerlingkan mata sampai menatap tajam wajah Riko. Seakan tak peduli dengan tatapan-tatapan itu, mata Riko hanya tertuju ke gue. Dia tersenyum. Gue menyunggingkan senyuman terbaik gue. Perlahan tangan Riko meraih tangan gue yang ada di atas meja. Ia mengenggam tangan gue. Sedikit kaget, muka gue memerah. Gue menundukkan kepala, gak sanggup untuk melihat muka Riko. Sedikit berbisik, Riko berkata “Gue sayang lo Re.” Muka gue semakin memerah. Dalam hati gue menjerit kegirangan, ingin rasanya gue berteriak di depan muka Riko “Gue juga Ko, udah lama gue sayang lo. Udah lama gue memuja lo dari kejauhan”. Tapi gue menahannya. Gue mengangkat kepala, sekali lagi tersenyum padanya, membalas genggaman tangannya dan menjawab. “Gue juga sayang lo Ko”. Lalu, Riko tersenyum. Manis sekali. Gue merasa bagaikan di awan. Ini adalah kencan sempurna gue dengan Riko.

***

Random Chat #1

Wednesday, September 11, 2013

Oke. Ini random chat antara saya, surya, dan stepanus. Mereka berdua adalah rekan kerja saya. Percakapan ini terjadi di atas motor di perjalanan pulang dari kantor di jalan penuh debu. Saya menumpang stepanus dan surya sendiri dengan vespanya.

stepanus: sur!!! lo nanti tunggu di sate ya.
Surya: apa?
stepanus: lo nanti tunggu di sate!!!
Surya: apa?
stepanus: LO NANTI TUNGGU DI SATE!!!!
surya:  gue nanti apa?
Saya: (gemas) SUR, KATA STEPANUS LO NANTI TUNGGU DI SATE..
surya: apa? kenapa gue mesti nunggu sate?
saya: (Tertawa) ENGGAK SUR. LO MESTI NUNGGU SATE. eh.. Kenapa gue ikutan elu jadinya sur?
surya: EH KENAPA GUE HARUS NUNGGING DI SATE?
Stepanus: KAGAK SUR.. LO MESTI NUNGGU BIJI SATE..

yah... Jadi begitulah kerandoman 3 orang di jalan..

Cerpen: Ular Tangga

Saturday, June 8, 2013


Aku bermain ular tangga. Menggulirkan dadu untuk bisa melangkah ke depan. Beruntung jika aku mendapatkan angka yang dapat membuatku berdiri di kotak tangga. Aku bisa menaiki tangga itu. Maju beberapa langkah ke depan tanpa harus bersusah payah menapaki kotak permainan satu per satu. Tapi, tidak setiap saat aku dapat berdiri di kotak tangga. Ada kalanya aku harus menerima kenyataan berada di kotak ular. Inilah yang aku takutkan ketika menggulirkan dadu di atas kertas permainan ular tangga ini. Aku tidak suka bertemu ular, apalagi jika ular tersebut membawaku turun beberapa tingkat sekaligus.

***

Aku dekat dengannya. Berpacaran? Entahlah. Bahkan aku sendiri tidak bisa mendefinisikan hubungan kami berdua. Terlalu rumit. Atau kami yang membuatnya rumit? Mungkin iya. Karena sebenarnya bisa saja kami menyelesaikannya dari awal. Tapi kami tidak mau. Enggan melepaskan kebersamaan kami.  

Aku pertama kali bertemu dengannya ketika tingkat 3 di kampus. Kami berkenalan di acara kampus. Sama-sama tergabung sebagai panitia acara kesenian kampus membuat kami menjadi dekat. Aku berada di divisi humas, dia di divisi logistik. Aku pertama kali melihat Rangga ketika dia menawarkan bantuannya untuk mengangkat setumpuk styrofoam yang akan kugunakan sebagai media informasi di kampus. Saat itu, dia muncul tiba-tiba di hadapanku. Hanya satu kalimat yang meluncur dari mulutnya. “Sini, aku bantu bawa.” Seketika setumpuk styrofoam itu langsung berpindah tangan. Dia tidak banyak bicara, tapi dia tidak membiarkan suasana menjadi sedingin es. Dia sedikit bercerita tentang divisi logistik. Dia pun bertanya mengenai pekerjaanku di divisi Humas. Dia menemaniku berkeliling kampus memasang styrofoam dan menempelkan kertas pengumuman di atasnya.

Berawal dari itulah, aku mulai dekat dengan Rangga. Dia yang pertama kali me-massageku di BB. Aku menyukai percakapan kami. Tidak berat, tidak cheesy. Aku menyukai caranya berpikir. Aku menyukai caranya bercanda. Aku menyukai caranya menanggapi suatu kalimat yang keluar dari mulutku. Aku menyukai caranya menyapaku di BBM. Aku mulai menyukainya sebagai pria saat aku mengetahui bahwa Rangga memiliki perbedaan keyakinan denganku.

Saat itu juga, daduku menggiringku ke kotak ular. Aku jatuh 1 tingkat. Awalnya aku ragu untuk melanjutkan permainan ini. Aku diam di tempat. Membiarkan dadu terdiam di atas kertas permainan. Rangga menyadari perubahan sikapku. Kami berbicara. Hasilnya? Aku mengambil dadu dan melemparkannya kembali. Aku kembali dalam permainan. Tidak ada yang berubah dari aku dan Rangga. Kami berdua sama-sama mengerti bahwa kami sangat menjunjung tinggi keyakinan kami masing-masing. Kami hanya memutuskan untuk menjalankan semua ini secara normal. Entah kemana perjalanan kami akan berakhir. Kami hanya ingin berjalan searah berdua. Kami tidak pernah berikrar  untuk berpacaran. Tapi kami selalu terlihat berdua. Makan bersama. Nonton bioskop berdua. Hunting kamera SLR berdua. Nonton pagelaran budaya duduk bersebelahan. Hampir tidak ada weekend yang kuhabiskan tanpa jalan bersamanya.

Hubungan kami baik-baik saja jika aku tidak memikirkan masa depan hubungan kami. Sering kali aku bertanya pada Rangga tentang hubungan kami. Tentang perbedaan kami. Setiap kali ditanya, Rangga tidak pernah memberikan suatu kepastian. Hanya jawaban diplomatis yang sudah berpuluh kali kudengar: “Aku juga belum menemukan jawaban pastinya. Kita jalanin dulu saja ya.” Klise. Jawaban klise itu yang selalu memicu pertengkaran kami. Tapi mau bagaimana hebatnya pertengkaran antara kami berdua, kami selalu menemukan jalan kembali  untuk bersama. Baikan. Bertengkar. Baikan. Bertengkar. Entah berapa kali siklus kehidupan kami berulang seperti itu.

Hingga akhirnya di satu titik aku  lelah dengan semua pertikaian. Lelah dengan semua drama yang harus aku lewati. Lelah dengan segala pertanyaan dari orang-orang terdekat. Lelah dengan larangan dari orangtuaku. Lelah dengan hubungan yang sangat aku yakini tidak akan berakhir disuatu tempa. Alih-alih mengambil dadu,  aku mengambil pionku dan meletakkannya kembali di kotak ‘start’. Rangga membujukku untuk bermain kembali. Beberapa kali ia berhasil membuatku berpikir untuk melempar dadu kembali. Tapi keputusanku sudah terlalu bulat. Aku berdiri tegar di atas kotak ‘start’.

Random: Let's Sing!!!

Saturday, April 13, 2013

Saya suka dengerin musik. Saat saya sedang browsing internet, belajar (waktu jaman kuliah), nulis (cerpen, blog, curhatan, apapunlah) saya pasti akan memainkan music player di laptop saya. Suka dengerin musik bikin saya suka nyanyi juga. Suara saya tidak bagus, saya akui itu dari hati yang paling dalam, tapi itu tidak membuat saya mengurungkan niat untuk ikut bernyanyi mengikuti lagu yang dimainkan oleh music player. Oke, saya akui lagi, walaupun tidak ada lagu yang dipasang, saya tetep suka nyanyi. 

Pernah, di himpunan waktu kuliah, saya sedang bermain komputer. Teman saya ada yang tidur di belakang saya. Karena saya sedang menggunakan earphone, tanpa saya sadari saya sudah bernyanyi mengikuti lagu. Tiba-tiba teman saya yang tidur terbangun dan langsung bertanya dengan bingung: "Suara berisik apa barusan?" Ditanya, saya jadi bingung. Dan aahhh... saya menjawab: "Bukan apa-apa. Tadi saya lagi nyanyi" Saya pun cuma cengar-cengir menerima pujian itu. 

Satu lagi kejadian saat saya kerja praktek di Jakarta Selatan. Saya dan teman saya sedang berada di kamar kosan. Teman saya itu sedang menelepon ibunya. Saya menjadi backsong-nya, karena saat itu saya sedang bernyanyi. Tiba-tiba teman saya itu ngakak puas. Dan dia bicara pada ibunya: "Mak, itu si Thisa lagi nyanyi." Bingung, saya bertanya: "Kenapa?" Dia bilang: "Tadi ibuku nanya, suara kucing dari mana itu di belakangku? Kok ribut banget?" Aaaaahh.... Baiklah jika demikian. Sekali lagi saya cuma nyengir dibilang seperti itu. 

seperti ini ekspresi serius saya kalo lagi nyanyi/karaoke.
sayangnya suara yang keluar gak pernah serius.
(source pic: tumblr)
Eh, tapi sueeerrrrrr......... saya gak pernah emosi lho kalo dibilang seperti itu. Karena saya sadar sesadar-sadarnya suara saya emang beneran gak bagus. Kakak saya selalu bilang: "Ca, kalo nyanyi ya pake nada sih. Jangan ngaco" Padahal mah saya sudah pake penghayatan tingkat tinggi tuh kalo nyanyi di depan kakak saya. Dari hatilah. Tapi saya gak pernah dan gak mau dibawa ke hati kalo dikatain. Lucu-lucuan aja. Makanya saya gak pernah berhenti nyanyi. Gak pernah saya kapok sama yang namanya nyanyi. Apalagi karaokean. Beuh, karaokean sudah menjadi hobi buat saya mah (kalau lagi ada duitnya :p). Hehehe,, ayo nyanyi!!!!


Cerpen: Ayah Baru

Tuesday, March 19, 2013


Ini yang aku takutkan selama ini. Kata-kata ini. Kalimat ini. Selama 3 tahun aku mencoba untuk tidak memikirkan kalimat ini. 3 tahun aku berusaha keras berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. 3 tahun aku beranggapan bahwa tidak akan ada yang berubah dengan kehidupanku dan keluargaku. Semuanya sama saja. Semua itu sirna ketika ibu berkata padaku bahwa ia ingin menikah lagi. Ia membutuhkan seseorang untuk bersandar. Ia sadar anak-anaknya sudah tumbuh dewasa. Suatu saat nanti mereka akan menikah, meninggalkan dirinya. Ia membutuhkan teman untuk menghabiskan sisa hidupnya. Aku hanya menatap tajam ke arah matanya ketika ia berbicara semua itu. Tidak berkata apa-apa, aku bangkit dari tempatku duduk. Aku meninggalkan ibu tanpa ada satu patah katapun keluar dari mulutku. Ibu memanggilku lemah. Aku tak menghiraukannya. Aku berjalan menuju kamarku. Ibu tahu jawabanku. Aku tidak mau ada orang yang menggantikan sosok ayahku.

***

Masih terbayang dengan jelas pemakaman ayah. Ibu pingsan 2 kali saat itu. Sebagai anak tertua aku harus tegar. Menegarkan kedua adikku yang masih SMP dan juga ibu. Mataku sembab tapi tidak ada air mata yang keluar. Aku menyalami semua orang yang datang untuk berbelasungkawa. Ibu hanya duduk bersimpuh di samping makam ayah. Menangis. Tidak sanggup berdiri. Kedua adikku di sampingnya. Mereka menangis. Sedangkan aku berdiri di samping mereka bertiga. Berdiri tegak dengan pandangan hampa. Aku harus membujuk ibu agar ia mau meninggalkan makam ayah. Ibu merengek, berkata, tidak mau meninggalkan ayah sendirian, kasihan ayah jika ditinggal di luar rumah sendiri, kedinginan. Mendengar itu semua, air mata seakan ingin tumpah dari mataku. Aku menahannya. Aku tidak boleh menangis di saat seperti ini. Akhirnya setelah satu jam membujuk ibu, aku bisa membawa ibu dan kedua adikku pergi dari makam ayah.

Begitulah peranku di keluarga kecil yang telah kehilangan sosok tulang punggung keluarga ini. Aku yang harus tampak tegar, tabah, kuat di hadapan semua orang. Aku tidak pernah menangis di depan ibuku. Aku tidak mau membuat ibuku yang sudah lemah semakin sedih jika melihatku menangis. Akulah yang menceriakan suasana keluarga di bulan-bulan awal kepergian ayahku. Semua orang harus melihatku ceria. Mereka tidak boleh tahu jika setiap malam aku selalu menangis di atas tempat tidurku.

Sama seperti malam ini. Tanpa memberi komentar apapun kepada ibu, aku pergi ke kamar. Mengunci pintunya dan meringkuk di atas tempat tidur. Air mata menumpahi boneka Teddy Bear pemberian ayahku.

***

K-Pop: MUBANK JKT 2013

Monday, March 4, 2013

MUSIC BANK JAKARTA 2013


Well, beberapa malam yang lalu saya dilanda emosi akut akibat pengumuman maha dahsyat dari promotor Mubank Jakarta. Yes, like everybody knows, seating plan for Mubank Jakata has been changed into something that makes everybody who has bought the ticket angry. Okay, perubahannya adalah hanya setengah (sepermpat mungkin) dari gbk yang akan digunakan sebagai tempat konser, festival dibagi 2 section (seat dan standing) dan muncul 1 jenis tiket lagi, yaitu friendly ticket yang dibrandol 200 ribu. Terang, keputusan promotor ini membuat semua kpop-ers yang telah membeli tiket dengan harga mahal geram.

Perlu dicatat, kami, saya, bukan bermasalah dengan adanya friendly ticket. Ketika pertama kali melihat perubahan seating plan, saya tahu bahwa masih banyak tiket yang beredar di pasaran belum ada pembelinya. Wajar, jika promotor ingin mempersempit tempat konser untuk mengesankan kesan penuh. Apalagi acara ini akan disiarkan di 73 negara dengan membawa nama KBS. Tentu saja dari pihak KBS juga tidak ingin melihat acara mereka terlihat sepi pengunjung di televisi. Saya mengerti itu. Yang menjadi masalah ketika pengerucutan tempat konser dibarengi dengan perubahan seating plan yang drastis. Lihat saja apa yang terjadi dengan kelas festival. Ada dua kelas festival akibat perubahan seating plan ini. Festival seat dan festival standing. Saya, membeli kelas festival dengan harga 900 ribu rupiah karena saya ingin menonton konser berdiri, dekat dengan panggung sehingga saya puas melihat Jonghyun. Dan parahnya, belum ada kepastian apakah tiket yang saya beli akan mengantarkan saya ke bagian festival yang seat atau yang stand. Jika festival dibagi 2, maka kelas gold dan diamond harus lebih banyak menelan ludah. Kedua kelas ini jadi berada di belakang

It's not about that 200.000. Ini tentang hak kami sebagai pelanggan. Kami sudah membayar dengan harga yang cukup tinggi, tapi kami malah dikecewakan. Bisa dikatakan ini adalah penipuan. Bagaimana tidak, awalnya mereka mengatakan seating plan seperti A sekarang, H-7 seating plan pun berubah.

Tiga gambar di bawah adalah transformasi seating plan yang terjadi dari awal sampai D-7. 

Ini adalah seat plan awal yang membuat saya membeli tiket festival
Perubahan seat plan kedua. Sedikit berubah di bagian stage dan festival. 
Perubahan ketiga yang membuat saya geram.
Wajar kan jika saya mengatakan perubahan seat plan ini sama saja dengan penipuan

Books: For One More Day and Dr. Jekyll & Mr Hyde

Saturday, February 9, 2013

Saya baru menyelesaikan 2 buku. 2 buku dengan 2 tema yang berbeda. 1 tentang keluarga, ibu tepatnya, dan 1 buku lainnya buku klasik misteri

For One More Day 


Judul: For One More Day
Pengarang: Mitch Albom
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Saya menyukai tema-tema yang dituangkan Mitch Albom di dalam bukunya. Sama seperti For One More Day. Begitu membaca sinopsis yang ada di balik buku, saya langsung memboyong buku itu ke kasir. Selain tentu saja karena nama Mitch Albom tertera sebagai penulis di cover buku. Cover bukunya sendiri sederhana. Menggambarkan seorang ibu dan anaknya, sesuai dengan jalan cerita buku itu sendiri. Inti cerita buku ini adalah tentang seorang anak yang berhasil menghabiskan satu hari dengan ibunya yang sudah meninggal. 

Diceritakan dari sudut pandang si anak, Charley Benetto, buku ini menggambarkan rasa penyesalan Charley atas sikapnya terhadap sang ibu ketika  masih hidup. Dengan segala kehancuran yang terjadi pada perkawinannya, karirnya, sikap anaknya yang enggan mengundangnya pada perkawinanya, Charley akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Alih-alih maut yang menjemputnya, ia melihat ibunya menyambut kepulangannya di rumah masa kecilnya. Dari itulah, ia menghabiskan 1 hari lagi bersama ibunya. Charley mengikuti ibunya bekerja, dan mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang selalu memenuhi pikirannya selama ini. 

Mitch Albom juga memberikan catatan-catatan yang diberikan oleh Ibu Charley kepada Charley. Catatan-catatan yang mengingatkan kita akan kasih sayang seorang ibu yang luar biasa kuatnya. Perbedaam kasih sayang antara anak dan ibu dituliskan Mitch Albom dalam bagian berjudulkan 'Saat-saat Ketika Ibu Membelaku' dan 'Saat -saat Ketika Aku Tidak Membela Ibu'. Saya yakin banyak dari kita, termasuk saya, memiliki pengalaman yang sama seperti yang dituturkan oleh Mitch Albom. 

Saya selalu menyukai cerita mengenai keluarga. Menyentuh bagi saya. Selalu mengingatkan saya akan keluarga saya sendiri. Maka dari itu, saya sangat merekomendasikan buku ini bagi anda yang belum membacanya 

Dr. Jekyll & Mr. Hyde


Judul: The Strange Case of Dr. Jekyll and Mr. Hyde
Penulis: Robert Louis Stevenson
Penerbit: Tangga Pustaka 

Saya tertarik mengambil buku ini dari rak toko buku karena saya penasaran dengan cerita asli Dr. Jekyll & Mr. Hyde. Dua nama ini sudah sangat terkenal, tapi saya tidak pernah membaca kisah mereka. Jadilah saya memasukkan buku ini ke kantung belanja saya. Walaupun saya sudah bisa mengira akhir cerita buku ini, tapi buku ini tetap mengasyikkan untuk dibaca. Buku dengan jumlah halaman 192 ini bercerita mengenai hubungan misterius antara Dr. Jekyll, seorang dokter yang dihormati dan merupakan kalangan atas dengan seorang berperawakan misterius dan merupakan seorang pembunuh, Mr. Hyde. Entah bagaimana mereka bisa berteman bahkan Dr. Jekyll menyerahkan seluruh warisannya kepada Mr. Hyde dalam surat wasiatnya. Itulah hal yang menjadi pertanyaan bagi Mr. Utterson yang merupakan pengacara dan teman baik Dr. Jekyll. 

Walaupun bisa digolongkan sebagai buku misteri, buku yang pertama kali terbit di tahun 1886 ini sangat ringan. Alur ceritanya mengalir dengan ringan sehingga membuat tangan kita mudah untuk membalikkan kertas ke halaman selanjutnya. Tidak heran jika banyak yang mengadaptasi novel ini ke film, entah dengan mengadaptasi cerita seluruhnya, sebagian dengan memofikasi unsur ceritanya. 

Jika anda belum membaca buku ini dan menginginkan buku yang ringan untuk dibaca tapi bisa membuat anda penasaran (walaupun anda bisa menebak akhirnya) maka buku karangan Robert Louis Stevenson ini cocok untuk menjadi teman santai anda. 

Cerpen: Adit dan Tiara

Sunday, February 3, 2013


Adit meletakkan helmya di atas motornya. Ia sedikit menggerutu karena sebuah mobil entah dikendarai siapa menyipratkan kubangan lumpur ke motornya. Sepatu hitamnya pun menjadi korban. Ia berjalan menuju ruangannya. Saat ini baru jam 7 lewat 10 menit. Wajar jika kantor masih sepi karen waktu resmi masuk kantor adalah jam 8. 10 meter di depannya Adit melihat sosok wanita yang juga berjalan menuju kantor.

Seperti biasa Tiara turun dari mobil Ana. Pagi ini Ana harus ke lapangan sehingga ia tidak turun. Tiara sedikit malas dengan jadwalnya hari ini. Ia harus mengajari para operator. Ia malas sebenarnya jika harus mengurus 40 anak SMA itu. Mereka suka jahil. Suka bertanya yang aneh-aneh. Tapi itulah kerja. Tiara melihat sosok pria yang juga berjalan menuju kantor sepagi ini.

Tiara dan Adit berpapasan di depan pintu kantor. Adit melihat Tiara. Tiara menatap Adit. Tiara mengulurkan id cardnya ke depan detektor magnet untuk membuka pintu ruangan. Ruangan terbuka. Tiara masuk ke dalam ruangan. Disusul oleh Adit.

***
Adit memutarbalikkan handphonenya. Ia menekan keypadnya sehingga layar handphonenya membentuk serangkaian kalimat. Ia terdiam.  Lalu menekan tombol delete dengan keras. Ia membuang handphonenya ke atas kasur. Ia membenci dirinya yang pengecut. Di kontak handphonennya sudah tertera nama Tiara. Di kontak whassapp-nya sudah tampak foto Tiara dengan senyuman manisnya. Senyuman termanis yang pernah Adit lihat.

Entah sejak kapan Adit menaruh perhatian lebih pada gadis yang duduk 5 meja di depannya di kantornya ini. Entah sejak kapan Adit suka memperhatikan gerak-gerik gadis berjilbab ini. Walaupun berbeda divisi, Adit jadi mengetahui kapan Tiara akan masuk ke ruangan 2 untuk melakukan meeting dengan tim kerjanya. Kapan Tiara harus menjadi instruktur untuk para operator. Dari semua hal yang Adit perhatikan dari seorang Tiara, Adit paling suka saat melihat Tiara tersenyum. Walaupun senyuman itu tidak ditujukan untuknya, Adit selalu merasa nyaman melihat senyuman Tiara yang menurutnya sangat menentramkan.

Tapi Adit tidak pernah memiliki nyali untuk mendekati gadis berkacamata itu. Berkenalan secara personal saja belum pernah apalagi mencoba mendekatinya. Ya, walaupun mereka seruangan, tapi mereka tidak pernah berkenalan secara personal. Berjabat tangan sambil menyebutkan nama masing-masing. Tidak pernah. Mereka tidak pernah berkenalan seperti itu. Mereka hanya sekadar tahu nama dan divisi masing-masing. Tidak kurang dan tidak lebih.

Karena itulah Adit hanya berani bercerita tentang perasaannya kepada Ana, teman satu SMA-nya yang juga teman satu tim dari Tiara. Ia hanya ingin bercerita tentang rasa sukanya kepada Tiara. Ia tidak sanggup jika harus menampung sendiri rasa sukanya yang semakin lama semakin dalam. Dari Ana juga ia banyak mengetahui tentang Tiara. Ia tahu Tiara berasal dari Bandung. Ia tahu Tiara suka makanan pedas. Ia tahu Tiara anak ketiga dari 5 bersaudara. Ia tahu walaupun dari luar Tiara tampak pendiam tapi jika mengenal lebih dekat Tiara adalah anak yang cukup banyak bicara. Semua hal yang membuat Adit semakin penasaran dan makin suka dengan Tiara.
Tapi apakah hal tersebut membuat ia mulai gencar mendekati Tiara? Tidak. Ia belum berani. Setiap dibujuk Ana untuk segera melakukan pendekatan, ia menjawab ia takut untuk memulainya. Walaupun Adit sering melihat Tiara tersenyum, tak sekalipun Tiara pernah tersenyum padanya. Saat berpapasan dengannya, Tiara tak pernah tersenyum padanya. Seperti cuek saja. Tiara selalu berjalan lalu begitu saja jika ia melewati meja Adit. Tidak ada tolehan, tidak ada senyuman. Ana sering kali dengan tegas mengatakan bahwa Tiara bukanlah anak yang jutek. Memang dia seperti itu apalagi pada orang yang tidak dekat dengannya. Kalau kamu sudah cukup dekat dengannya maka kamu akan tahu bahwa ia adalan anak yang ramah.

Sudah dibujuk berpuluh-puluh kali, kata-kata yang keluar dari mulut Adit hanyalah takut. Dan Adit sangat membenci hal itu dari dirinya.

***

Shuffle Your Music Player!!!

Friday, February 1, 2013

Let's play with music player now: 

source: inkycherie

Here's my result: 

1. I Got You - Leona Lewis
2. Play Ur Love - 애프터 스쿨
3. Like A Stone - Audioslave
4. What Can I Do - The Corrs 
5. Kiss - Maroon 5
6. L.O.V.E - 2AM 어쿠스틱 O.S.T. (Part 1)
7. Day Moon ~ハルダル~ - 東方神起
8. Rodeo Clowns - Jack Johnson
9. 미리 메리크리스마스 (Feat. 천둥 of MBLAQ) - IU
10. Second To Numb - Kings of Convenience
11. Love Shine Down - Olly Murs
12. 風 - Younha
13. Situations - Jack Johnson
14. Bright Light - Matchbox 20
15. Kiss The Baby Sky - 東方神起
16. 빗물이 내려서 - 김태우
17. 가을, 다시 - 데이브레이크
18. Love Letter - Leona Lewis 
19. Between the Lines - Sara Bareilles
20. Just You and Me - Zee Avi 

Opinion: Kid & Music

Semalam, setelah saya menonton OVJ, saya sempat melnyaksikan Empat Mata. Awalnya, saya sudah mengambil remote control untuk mengganti channel TV karena saya bukanlah penggemar Empat Mata. Tapi,  entah kenapa kehadiran coboy junior sebagai bintang tamu membuat saya menyingkirkan remote control dari tangan. Saya mengamati aksi panggung Coboy Junior sambil melirik jam dinding saya. Pukul 10 malam. Saya melihat ujung kanan atas layar tivi, tidak ada tulisan live. Baiklah. Tapi tetap saya heran, pangsa pasar mana yang hendak dituju oleh Empat Mata sehingga membuat mereka menjadikan Coboy Junior sebagai bintang tamu untuk acara yang ditayangkan Kamis malam pukul 22.00. Siapa sih fans mereka? Anak-anak seusia mereka (usia mereka sekitar 12-13 tahun, yang paling tua dari mereka adalah Kiki, kelahiran 1998)? Tapi, seharusnya anak-anak umur tersebut sudah terlelap. Apalagi esoknya masih harus sekolah. Lalu apakah orang-orang dewasa yang masih larut dalam pekerjaannya? Entahlah. Saya sendiri bingung. Semakin bingung dengan lagu (lirik) yang mereka nyanyikan. 



Saya tahu Coboy Junior. Lagu mereka di Empat Mata semalam bukan pertama kalinya saya dengar. Tapi, tetap saja berbagai pertanyaan selalu muncul di benak saya ketika melihat anak-anak ini menyanyikan lagu dengan tema cinta. Apakah ini benar-benar keinginan mereka terjun sebagai penyanyi? Apakah mereka menyukai lagu mereka? Apakah anak-anak sudah cukup dewasa untuk menyanyikan lagu bertema cinta? Apakah anak-anak ini seperti kata pepatah 'matang sebelum umurnya'? Dan segala macam pertanyaan lainnya. 

Night Whining

Thursday, January 31, 2013

Let me whining and dreaming for a moment.  I really want my life fast forward to next 3 and half years. I'm just curious what will I do in that year. When I realize right now what is my actual talent and passion in my life. What I feel now for my job. I just want to know as time goes by is my love for my current job deeper? Or i just do my job as a routine activity. I really want to know where is my position for next 3,5 years.  

Dangdut dan Kpop

Wednesday, January 30, 2013

OMG.... Ayu Ting Ting on xxxx
This genre music called "Dangdut" in Indonesia,'normal' Indonesian people didn't pay attention to this kind of music. It's like trot in korea, only some people who actually like it so yeah. Excuse me while i'm swimming back to the Bikini Bottom /facepalm 

Hm, hari ini saya menemukan 2 hal yang membuat saya berpikir lebih dalam. Tentang 2 hal yang jika dilihat sekilas, tampak tidak berhubungan. Tapi menurut saya ada benang merah dari 2 hal ini. 1 cerita saya temukan dari sebuah website kpop. Secara iseng, dan memang karena lagi gak ada kerjaan, saya baca komentar artikel Ayu Ting Ting yang dikatakan meniru 2NE1 dalam pembuatan video klip lagu terbarunya. Well, saya tidak akan menilai Ayu Ting Ting, lagu, suara, atau video klipnya yang disebut-sebut menjiplak konsep dan video 2NE1 I Am The Best. Saya ga mau ambil pusing masalah begituan. Yang saya gak habis pikir adalah ada orang (let's say people A) yang mengomentari artikel tersebut seperti yang saya tulis di atas. Are you Indonesian? How could you say that in international forum? Kemudian saya membaca reply dari orang lain mengenai komen tersebut:

LOL 'normal'..
That 'abnormal' people consist of 80% of Indonesian citizen who happen to be in middle or lower economy class.. Congratz for being 'normal' and rich. 

Oh, god. I just wanna give a very big hug to this person. Yes, absolutely, how could A describe dangdut as music that 'normal' people didn't listen? Saya bukan pencinta dangdut. Tapi saya masih ingat lagu dangdut jaman dulu yang ngehip dan enak buat didengarkan. Siapa yang dulu tidak ikut bergoyang tangan sambil mendengarkan lagu Wulan Merindu dari Cici Faramida? Atau Kopi Dangdut mungkin? Terlena dengan suara Ike Nurjanah dalam lagu Terlena? Hm, saya masih ingat betul lagu-lagu itu. Dan memang seperti yang sering saya dengar dari ayah saya, dangdut ini adalah musik rakyat Indonesia. Musik dimana para rakyat Indonesia yang kelelahan sehabis bekerja (atau ketika sedang bekerja) langsung kembali merasa bersemangat setelah mendengarkan lagu dangdut. Dan seperti jenis musik lainnya, jika memang suka jenis dangdut then go ahead that will not make you an 'abnormal' person. And if you don't like so what? Go ahead with another music genre thay you love. Saya geleng-geleng kepala membaca komen A and i just wanna say, please think carefully what will you write before you give a comment. 

Dan satu hal yang membuat saya berpikir adalah isi twitter dari teman saya:

Dsana cew korea dsini cow korea baju korea lagu korea pilm korea,,kpan Indonesia sdar indahnya batik&eksotisnya kulit pribumi yg kecoklatan.
Semakin menyembah2 negara lain,tanpa mlakukan perubahan,semakin kita merendahkan rasa nasionalisme bangsa sendiri #mending diem ga ikt2 tren
Indonesia akan tanpa identitas jika muda mudinya adalah pecinta korea abiss @sudjiwotedjo

Yeah, kpop sudah menjamur di Indonesia. Saya sendiri mengenal kpop sejak pertengahan 2009 lewat EHB dan Sorry Sorry dari Super Junior. Drama Korea sudah saya suka tonton dari dulu, sejak jaman Endless Love. Saya memiliki 2 pandangan dari fenomena kpop ini.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS